Bagaimana Menulis Straight News

Tuesday 11 November 2008

Straight news merupakan bentuk berita langsung, bisa juga disebut berita aktual atau terkini. Hasil dari straight news umumnya menghasilkan tulisan yang memerlukan publikasi lebih cepat. Di media, baik cetak maupun elektronik straight news memiliki bobot yang lebih besar. Sebagai contoh. Sebuah kejadian kebakaran yang terjadi di Pasar Mambo, Kota Baru sangat tepat untuk dijadikan hasil report straight news. Kejadian kebakaran itu baru saja berlangsung. Meski baru kemarin, tapi itu adalah peristiwa baru. Di media elektronik, seperti televisi mereka bisa menampilkan straight news dalam keadaan langsung. Wartawan bisa melaporkan kondisi yang terjadi saat itu juga. Jika saja mereka melakukan peliputan kejadian kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru, hasilnya bisa sangat baik.

Bagaimana dengan media cetak? Meski kejadiannya sudah berlangsung sehari, tapi itu tetap aktual. Perlu diingat, tidak semua orang bisa menyaksikan kejadian kebakaran melalui televisi, radio, atau yang lainnya, tapi media cetak memberi mereka kesempatan itu. Bahkan bisa dijabarkan lebih luas. Hal yang lebih penting, surat kabar yang dihasilkan media cetak memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Jadi, tidak heran meskipun kejadian kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru itu telah dipublikasi di media elektronik, keesokan harinya orang masih membaca di surat kabar.

Beberapa strategi yang perlu dipahami seorang jurnalis di dalam membuat straight news adalah gambaran kondisi yang terjadi di lokasi liputan. Semisal, bila sang jurnalis tengah melakukan peliputan kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru, maka yang diperlukan adalah menggambarkan kondisi yang ada di sana. Tulislah poin-poin penting yang terjadi di lokasi atau TKP. Rinciannya mungkin Anda bisa menerapkan rumus 5W+1H yang sudah dibahas sebelumnya. Tulislah kondisi kebakaran itu, waktu kejadiannya, lokasinya, penyebabnya, berapa besar kerugian yang ditimbulkan, serta apa saja yang terjadi saat itu. Jangan lupa untuk mengorek data-data dari sumber-sumber yang layak dipercaya di lokasi peliputan. Keberadaan sumber itu akan sangat membantu Anda untuk mendapatkan hasil peliputan yang akurat.

Saat menulis straight news yang tidak kalah pentingnya adalah bentuk tulisan. Umumnya, di media cetak dikenal beberapa model, salah satunya adalah piramida terbalik. Bisa Anda lihat seperti ini: sangat penting→ penting→ biasa→ tidak penting.

Pertama, cobalah Anda meruntut tulisan dari yang paling penting terdahulu. Jika tulisan yang akan Anda muat adalah kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru ungkaplah yang paling penting dari kejadian itu. Biasanya setiap jurnalis punya penilaian yang berbeda-beda. Tergantung dari sudut apa kejadian itu akan mereka tampilkan. Bila kebakaran itu menghanguskan ratusan kios. Maka poin ini layak Anda tempatkan di paragraph atau alinea pertama. Terus ungkap lagi informasi yang sangat penting dari peristiwa kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru itu. Ternyata dari hasil liputan, Anda menemukan 3 orang korban tewas. Maka itu juga sangat layak Anda tempatkan di awal-awal tulisan. Jangan sekali-kali Anda menempatkan persoalan yang tidak penting di awal tulisan Anda. Semisal, dari liputan kebakaran tersebut Anda melihat beberapa pengendara motor masih mondar-mandir. Itu merupakan sesuatu yang tidak penting. Berita Anda akan benar-benar menjadi ‘magnet’ bila di awal tulisan, Anda telah memberi bobot yang begitu penting. Masih banyak lagi yang bisa Anda tempatkan di awal tulisan dari kejadian kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru.

Kedua, runtut kembali poin-poin yang Anda nilai masih memiliki bobot yang cukup signifikan. Ya, informasi yang Anda nilai penting. Biasanya tulisan liputan yang bagus selalu mengupas hal lain dari hal-hal yang sangat penting sebelumnya. Saat Anda meliput kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru, Anda melihat beberapa orangtua yang dievakuasi dari lokasi kebakaran. Maka, itu juga penting untuk Anda tuliskan. Hal seperti ini bisa mendukung tulisan yang Anda buat di awal-awal paragraph tadi. Mungkin Anda juga melihat petugas kebakaran yang bekerja ekstra untuk melakukan pemadaman. Maka poin itu juga penting untuk ditulis. Hal lain, ternyata dari liputan itu, Anda mendapati beberapa warga yang mencoba mengevakuasi harta bendanya, maka itu juga sangat layak Anda tampilkan sebagai poin penting.

Ketiga, barulah Anda beranjak untuk melanjutkan hasil liputan yang bobotnya lebih rendah. Tulislah lanjutan dari kejadian kebakaran di Pasar Mambo, Kota Baru yang pastinya Anda memahami kondisinya. Semisal, dari kejadian kebakaran petugas mengerahkan sepuluh kendaraan pemadam kebakaran. Atau bisa jadi api yang padam hanya menyisakan puing-puing bangunan yang sudah hangus terbakar. Intinya, untuk sebuah tulisan liputan yang baik, hal-hal yang biasa selayaknya Anda juga tampilkan. Yang terpenting tidak mengurangi minat pembaca.

Terakhir, adalah poin yang jika tidak Anda cantumkan tidak akan berpengaruh terhadap kualitas berita Anda. Sesuatu yang tidak penting biasanya hanya menambah tulisan Anda lebih melorot. (Baik juga bila Anda ingin menghabiskan tinta di layar komputer Anda, he..he..). Anda mungkin paling sering berhenti melanjutkan membaca hasil sebuah liputan karena tidak penting untuk dilanjutkan. Rumus ini biasanya berlaku umum, terkecuali Anda benar-benar membutuhkan informasi itu hingga tuntas. Anjuran saya, tulislah liputan berdasarkan model piramida terbalik ini. Mulai dari yang sangat penting, penting, biasa, hingga seterusnya. (*)
-----